Oleh: Satwika Ganendra
Sejujurnya saya belum pernah tinggal di Purworejo. Tetapi lantaran Eyang Kakung & Putri berasal dari “Kota Pensiunan” tersebut, maka sepertinya saya pernah berada di sana.
Orang tua sering cerita tentang kenangan masa kecil, beli durian di Perempatan Pantok. Terkadang juga belanja di Pasar Pagi, pasar yang terletak di tepi Kali Bogowonto.
Terkadang juga bercerita tentang nikmatnya makan geblek bumbu “Mbok Jami”, kue lompong Ay Kok, Sate dan gule Winong atau juga sate Tambak.
Semua kuliner terkesan nikmat dan “mak nyuss”. Tetapi semua itu adalah cerita orang tua sejak saya kecil. Ada sebuah pertanyaan, kira-kira produk apa yang akan muncul dari tangan trampil generasi milenial saat ini…?
******
Generasi muda Purworejo memang ditantang zaman, untuk maju berkompetisi memajukan daerah, diantara derap pembangunan dan deru pengetahuan teknologi serta industrialisasi.
Dan saya sangat bahagia serta berbangga hati lantaran sesungguhnya naluri berkompetisi para senior saya begitu tinggi. “Need for Achievement” yang tinggi telah terbukti dengan banyaknya diaspora yang sukses.
Keteladanan mereka, patut kita anut dan apresiasi. Tidak sedikit pejuang, pahlawan, pejabat negara, birokrat, direktur, jenderal maupun pebisnis sukses di berbagai sudut bumi ini, yang berasal dari Purworejo.
*****
Oleh karenanya generasi muda saat ini berkewajiban “napak tilas” pendahulu-pendahulunya. Inisiatif, kreativitas dan inovasi hasil serapan dari pendidikan harus benar-benar di optimalkan dalam bentuk nyata. Dan bukan hanya “omong-omong” semata.
Salah satu langkah yang patut disegerakan adalah membangun karakter “entrepreneur” yang handal bagi generasi muda. Akankah kita tergagap-gagap melihat geliat generasi muda di kampung tetangga?
Sekedar ilustrasi tentang perlunya karakter entrepreneur adalah gegap gempitanya pemerintah menggalakkan industrialisasi. Baik industri pariwisata maupun industri yang berbasis teknologi.
*****
Akhir-akhir ini memang sedang terjadi hiruk-pikuk rekrutmen CPNS. Dan tentu tidak sedikit yang berminat mengabdikan diri pada negara. Namun sejujurnya rasio antara lowongan dengan peminat tentu belum ideal.
Hanya mereka yang benar-benar mumpuni dan “bernasib baik” yang mendapat peluang pengabdian diri, loyalitas dan berdedikasi untuk bangsa dan negara.
Lantas bagaimana jalan keluarnya? Bukan sebuah “mantera sakti”, jika untuk menjawab tantangan tersebut, generasi muda Purworejo harus “cancut taliwondo”, berwirausaha secara mandiri. Menggali kreasi melalui beragam pengalaman hidup.
Jika saat ini lapangan kerja relatif masih terbatas dan income per kapita juga belum terlalu memadai, maka sesungguhnya generasi muda tidak perlu putus asa atau patah hati. Bukankah kita bisa membuka usaha sendiri ?
*******
Oleh karena itu, di perlukan kerjasama antara dunia pendidikan, pemerintah daerah dan kalangan industri untuk bersama-sama membangun generasi muda jadi sumberdaya manusia yang paripurna.
Disamping kehandalan ilmu pengetahuan, dibutuhkan juga kemampuan teknis dan keterampilan praktis, melalui praktek di laboratorium kerja, Training Center, BLK maupun kerja praktek di berbagai pabrik dan industri.
Yang tidak kalah penting bagi generasi muda, adalah peningkatan konsep diri (self Concept) yang kokoh, ketampilan berpikir, kreativitas, inovasi dan kejujuran serta integritas pribadi.
Patut di yakini bahwa sesungguhnya generasi muda Purworejo yang memiliki semangat “kejuangan” dan “patriotisme” tinggi, akan mampu membangun daerahnya setara dengan kota-kota lain di tataran nasional, maupun dunia internasional.
#UsahaMandiriMelahirkanKepercayaanDiri
Add Comment