Oleh: Lengkong S Ginaris
Kaligesing: Sentra Peternakan Kambing Ras Etawa di Hindia-Belanda.
Kaligesing adalah nama suatu kecamatan yang berlokasi di lereng barat perbukitan Menoreh. Wilayah tersebut memiliki karakter perbukitan dan populasi penduduknya tidak terlampau tinggi.
Daerah Kaligesing sejak dahulu dikenal sebagai sentra peternakan kambing ras etawa dan penghasil buah yang terus berlanjut sampai saat ini.
Sekitar tahun 1800, Kaligesing masih merupkan hutan lebat. Pada tahun 1838, dua puncak bukit tertinggi di sana, yaitu Gunung Wangi, mulai dieksploitasi.
Di sanalah para Pangeran Yogyakarta mendapat pasokan kayu pohon sanakeling. Kayu-kayu pohon sanakeling dari Gunung Wangi dimanfaatkan untuk gagang tombak dan konon memiliki kualitas lebih bagus daripada pohon sejenis di tempat lain.
Selain pohon Sana, di sana juga ditanam pohon-pohon kopi yang dipasok secara ekslusif untuk Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Pada tahun 1924, Bupati Purworejo membuat suatu dorongan untuk memajukan peternakan rakyat di kabupatennya dengan mendatangkan kambir ras Etawa dari India.
Lambat laun, usaha peternakan tersebut menjadi salah satu mata pencaharian penting bagi penduduk yang tinggal di sana.
Kambing Etawa diternakan di mana-mana sampai menggeser kambing ras lokal. Kambing-kambing Etawa yang diternakan Kaligesing lalu diekspor ke seantero Hindia-Belanda dan Kaligesing pun akhirnya dikenal sebagai sentra peternakan kambing ras Etawa Hindia-Belanda.
Peternakan kambing inipun mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Kaligesing. Pada tahun 1936, nilai ekspor kambing Etawa dari Kaligesing mencapai hampir 2 juta gulden.
Perputaran uang menjadi sangat tinggi di Kaligesing dan masyarakat mampu membayar cicilan bank dalam tempo singkat. Rumah-rumah pendudukpun relatif bagus untuk ukuran pedesaan.
Sebelum dijual keluar Kaligesing, kambing-kambing tersebut harus memiliki sertifikat dari Veearts Dienst (Dinas Peternakan) yang rutin melakukan pemeriksaan intensif. Jika sudah tidak mampu berkembang biak, kambing tersebut dijual ke pasar untuk disembelih.
Sumber pendapatan penting lain bagi penduduk Kaligesing adalan pertanian buah-buahan khususnya buah manggis dan durian.
Terdapat sekitar 40.000 pohon manggis dalam 1489 bouw tanah. Pada bulan Januari biasanya digelar festival panen raya.
Saking dekatnya kehidupan masyarakat Kaligesing dengan pertanian sampai-sampai mereka menilai usia seorang anak berdasarkan musim petik buahnya.
Sumber: Soerabaiasch-Handelsblad 12 November 1937, Lengkong S Ginaris
Kegiatan budidaya kambing etawa disitu tak semoncer beritanya, kalah kreatip dgn daerah blitar, sleman dan bahkan malaysia sbb dinasnya kurang gesit. Etawa lbh menguntungkan diambil susunya bukan utk petetan dul
Kegiatan budidaya kambing etawa disitu tak semoncer beritanya, kalah kreatip dgn daerah blitar, sleman dan bahkan malaysia sbb dinasnya kurang gesit. Etawa lbh menguntungkan diambil susunya bukan utk petetan dul
iya Bapak.
iya.