“Jati diri bangsa, budi pekerti luhur bisa dibina dari anak-anak. Wayang ini juga kan sering diartikan wajib sembahyang, jadi nilai-nilainya sangat baik sekali untuk ditanamkan kepada generasi muda. Saya mendirikan sanggar ini pada tahun 1987, 33 tahun yang lalu.” ( Ki Asman Budi Prayitno).
“Pada awal didirikan, sanggar belum seramai sekarang. Sejak ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia, kemudian Hari Wayang Nasional diperingati setiap 7 November, baru banyak peminatnya.” kata beliau.
Masihkah kesenian wayang diminati generasi muda? Saat mendengar kata wayang kebanyakan orang langsung berpikir tentang pertunjukkan seni yang umumnya lebih digemari oleh orang tua. Namun, siapa sangka kesenian wayang rupanya masih menarik minat banyak generasi muda.
Jawaban di atas sedikit mendapat nafas lega, setelah kita menyambangi Sanggar Nirmalasari milik seorang dalang. Lelaki asli Senepo, Kutoarjo yakni Ki Asman Budi Prayitno. Sanggar yang berlokasi di Cinere Depok ini sudah berusia 34 tahun. Dan bersama sang istri yang berasal sama dari Desa Lugu Butuh, Purworejo ini keduanya mendarmabaktikan untuk seni budaya tradisi ini.
Dalam sanggarnya, beliau mengatakan tidak ada batasan. Mulai dari anak-anak sampai manula, monggo jika berkenan untuk berlatih di Cinere ini, dan gratis tanpa dikenakan biaya.
Di sanggar ini berbagai macam lakon diajarkan, seperti Dewa Amral, Sesaji Raja Suya, Antareja Gugat, Lahirnya Wisanggeni, serta Lahirnya Antareja. Semua ini telah dicatat oleh Ki Asman selama bertahun-tahun, bahkan sudah ada selemari penuh naskah yang dicatat dan disimpannya.
Ki Asnan bersyukur dunia pewayangan masih diminati generasi muda saat ini. Bahkan, cucunya sendiri yang dahulu hanya suka diceritakan kisah-kisah wayang untuk pengantar tidur, kini sudah bisa mengajar teman-teman sebayanya. Hal ini membuat Ki Asman optimistis bahwa dunia pewayangan masih memiliki napas panjang karena diteruskan oleh generasi sekarang.
“Kalau dirasa-rasa, seni budaya itu tidak kenal untung rugi. Sudah tiga dekade buktinya sanggar tetap konsisten. Intinya, selama masih ada umur, kesempatan untuk berkesenian dan melestarikan kebudayaan, ya, terus saja kita lakukan,” urai Ki Asman.
Salah satu warga Kota Bekasi yang juga menyukai wayang, Bapak Wasono B mengatakan bahwa Pak Asman hebat lho, di usia lanjutnya dan rumahnya berada di gang sempit tapi mampu mencetak dan sebagai tempat belajar dalang dan karawitan.
Ia selepas pandemik bahkan ingin segera menyambangi Ki Asman untuk bersilaturahmi dan kebetulan satu daerah asal dengannya yakni dari Kabupaten Purworejo. (ie)
Sehat selalu Ki Asman, kita semua sepatutnya berterimakasih banyak kepada beliau, yang dengan setia mengawal dan mempertahankan identitas nusantara ditengah himpitan globalisasi ini.
Sumber: Beritasatu, CNN.
Add Comment