Tepat 76 tahun negeri ini merdeka. Mampu berdiri sejajar sama dengan negara-negara lainnya di dunia. Merdeka dan berdaulat untuk bertindak dan berinisiasi apapun, tidak terkekang, tersandera oleh keinginan atau kepentingan pihak lain.
Pemuda republikan ini yang perannya tidak boleh dipandang remeh dan dobrakan, hentakan atau akselerasi dari gerak kawula muda kadangkala mampu menjadi orkestrasi cantik yang saling melengkapi untuk segera kemerdekaan negeri ini dapat segera dikumandangkan.
*** *** ***
Kegiatan Muda Adikarsa tahun 1982 Kegiatan Muda Adikarsa tahun 1989
Tak terkecuali, dibulan yang sakral ini. Agustus mula, 1982. 39 tahun yang lalu, gerombolan muda-mudi kota Purworejo, yakni Angko Setiyarso Widodo, Imet Krisna, Joan, Junjun, Oyos, Tunjang dan puluhan lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu sudah sering berkumpul dan kiranya ada satu kesepakatan rasa dan itikad, sehingga bisa selalu bersama.
Tentu saja ada para tokoh-tokoh pemuda kunci yang menjadi lem perekat dan pion dari pemuda usia antara 18-dibawah 25an pada saat itu.
Tak dinyana, dengan beragam stigma yang hadir dan gairah muda yang menghentak pada saat itu, ada orang bijak yang peduli, orang elite di daerah itu yang mempunyai kekuatan untuk mengarahkan dan membina “gerombolan muda-mudi” ini.
Bapak Zainuri Hasyim, Komandan Kodim saat itu yang sekarang menjadi Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat mengenang, sebenarnya mereka adalah anak-anak yang berpotensi besar dan karena bertempat tinggal di sekitaran kota Purworejo yang update dengan tren dan isu-isu anak muda yang lagi heboh saat itu.

“ Ang, Bapak selalu support kamu dan kawan-kawan semua. Apapun asal positif dan bisa membuat bangga kota, kamu dan kawan-kawan semua, dengan daya upaya Bapak pasti support.” kenang Angko Setiyarso Widodo, Ketua Umum Muda Adikarsa yang saat ini berusia 65 tahun dan mempunyai dua cucu ini.
Kawula Muda Adikarsa. Adi berarti unggul, karsa ialah mempunyai kehendak yang kuat. Kawula Muda Adikarsa, kelompok pemuda yang unggul dan mempunyai tekad, kehendak yang kuat. Kira-kira demikian para gerombolan itu menamakan dirinya.
Mungkin saja spirit dari daya juang negeri ini yang saat itu berdirgahayu ke 37 tahun, dan arahan dari Ayahanda tercinta Zainuri Hasyim dan ide kawan-kawan semua tentu saja berperan untuk menjadi mengerucut satu nama ini.

Setelah mempunyai judul nama dan struktur, pembina yang jelas Muda Adikarsa semakin kuat mewarnai dinamika kreativitas dan kepemudaan dikota ini. Boleh dibilang termasuk nomor satu di Kedu Selatan dan tingkat Jawa Tengah tidak kalah dengan ibukota provinsi Semarang atau kota besar lainnya.
Angko yang terlahir dari keluarga pejuang, pengusaha menengah ini mampu menempatkan diri pada semua posisi.
Mampu masuk ke golongan bawah dan atas. Dari mulai anak-anak Bupati Purworejo saat itu, sahabat-sahabat anak pedagang pertokoan Cina/Pecinan, muda-mudi di kampung Sindurjan, Baledono, Plaosan dan lainnya dengan tempo singkat dapat digiring dan bersimpati gabung di Muda Adikarsanya ini.
Angko, yang didapuk sebagai Ketua Umum, menjawab amanah dan tantangan ini dengan lekas membuktikan kegiatan dan Muda Adikarsa yang mampu menjadi wadah, penggerak positif pemuda-pemudi Purworejo yang terbaik pada zamannya.
Mulai dari para perempuan, lelaki yang hobinya bermacam-macam oleh Muda Adikarsa ia detailkan wadah minatnya masing-masing. Kiprah tahun 1982 saat itu seperti adanya kegiatan tari menari, klub bola basket, setahun kemudian menyusul klub olah suara, dan ditahun 1984 adanya wadah wirausaha bernama Muda Adikarsa & Co, ikut berpartisipasi di karnaval kemerdekaan Agustus 1984.
Beranjak tahun 1985, Klub sepakbola Muda Adikarsa hadir ditandai dengan melawan tim KKN UGM, kegiatan teater, music dangdut dan partisipasi karnaval kemerdekaan juga tak pernah luput dari kawan-kawan Muda Adikarsa.
Hadirnya Bapak asuh terbaik dan mungkin sampai kini sulit dicari tandingannya, beliau yang dengan segenap kasih dan seperti dengan anaknya sendiri membuat manajemen organisasi Muda Adikarsa menjadi rapi dan sistematis.
Kiprah 1987 menjawab itu semua. Dengan di adakannya Dandim Purworejo Cup, kejuaraan bola basket sekaligus pengukuhan PERBASI dan adanya ekspedisi sepakbola Irja.
Gong Muda Adikarsa tentu saja di tahun 1989. Dengan mampu menghadirkan Hari Mukti Rock Open Air, Kejuaraan Tinju Amatir, kejuaraan basket tingkat Kedu yang semuanya di balut dalam acara “ Sewindu Muda Adikarsa& Kawula Muda Purworejo 1989”.
Tercatat anggota dari Kawula Muda Adikarsa per 1989 ini ada sekitar 250 orang. Angko dan kawan-kawan muda pengurus saat itu cerdik memetakan dan meramu para anggotanya ini dengan diklasifikasikan mereka itu.
Kawula Muda Adikarsa Kawula Muda Adikarsa
Ada kategori sarjana, mahasiswi, pegawai negeri, SPSI terminal, sopir, usahawan, ABRI, seniman, petani dan kategori lainyya. Angko Setiyarso Widodo sebagai Ketua dibantu Edi Gowok & Emon sebagai sekertaris, bendahara ada nama Jiok dan Kasdut. Lalu seksi-seksi dan Litbang ada nama Ir Kurniawan, Ir Audrey Pao, Ir Donny, dr Ida Savitri.
Ada juga sesepuh yang bertindak sebagai pendukung atau sebut saja simpatisan Muda Adikarsa, mereka turut menjadi pemandu bakat dan memberi arah kepada Angko dkk. Nama-nama itu ada seperti alm Pakde Muhson, Moch Nur, Herry Susanto, Dodik, Mulyo Santoso “ Bentoel” dan nama-nama lainnya.
*** *** ***
Dinamika dalam suatu organisasi adalah hal yang lumrah. Generasi pemuda terbaik Kabupaten Purworejo menurut penulis ada di medio tahun 80-90 akhir. Di mana nama-nama tua itu yang kita bisa mendengar ada berkiprah di seni budaya, sebagai birokrat, ulama, LSM dan banyak bidang lainnya. Separuhnya mungkin sudah banyak yang tutup usia.
Sampai detik ini, tahun 2021 Kawula Muda Adikarsa masih bertahan. Tentu tidak sebanyak dan seprogersifitas tahun 1982 an ke sini. Angko Setiyarso dkk yang sudah semakin menua dan banyak pensiun di berbagai lini profesi tetap mencoba menyatukan hati dan cinta yang dulu tentu saja sudah banyak menorehkan banyak prestasi dan cerita-cerita nostalgik indah dan suka-duka.
Beberapanya masih ada berupa klub sepakbola Muda Adikarsa, rumah Muda Adikarsa di Kalikepuh Sindurjan yang difungsikan sebagai kantor sekretariat Akademi Sepakbola ISP FC dan Dewan Kesenian Purworejo ( DKP) juga beberapa even kesenian dan kreatif juga di adakan di sana seperti pameran lukis, diskusi budaya dll.
Sewajarnya sebagai generasi muda kita patut bersyukur dengan adanya asset sejarah tak benda berupa Kawula Muda Adikarsa ini yang pada masanya mampu menjadi patron & role model kepemudaan ditingkat nasional.
Dirgahayu 76 tahun ini kita semua semoga bisa untuk berefleksi diri, evaluasi dan merenung. Apa yang sudah kau berikan untuk bhumi tercinta Kabupaten Purworejo?
Kiranya kita bisa belajar dari ketulusan dan kebersamaan dari Muda Adikarsa yang tepat Agustus ini berusia 39 tahun dan bangsa ini ke 76 tahun jika tidak ingin nasib Kabupaten Purworejo berkubang di lubang yang sama. Kesalahan yang berulang, sedang era otonomi menuntut kecepatan sekaligus keakurasian.
Semoga.
Add Comment