Tepat di belakang pekuburan Belanda “ Kherkoff “ inilah rumah bergaya Jawa kuno, kediaman keluarga Agus Darmanto, S. Sos , atau banyak yang menyebut Agus GB terletak. Rumah dari warisan orang tuanya yang sangat luas dan rindang. Pun ornamen dan detail klasik tetap dipertahankan Agus sekeluarga hingga saat ini.
Terlahir dari keluarga militer yang kental, menjadikan menurun ke diri Agus GB hingga dalam pola asuh kepada ketiga anaknya dan mantan anak buahnya di kedinasan atau di sebuah bisnis konstruksi yang ia dirikan beberapa tahun lalu.
Banyak yang salah persepsi, atau menganggap Agus GB galak, pendiam atau tak humoris. Tentu saja karakter yang menurun dari keluarga bergaya militeristik, dan di akui oleh Agus, bahwa dirinya beberapa kali pernah masuk ke Akademi Militer, namun takdir belum membawanya menjadi seorang Perwira, tapi berbelok arah menjadi seorang birokrat dan pengusaha.
Bapak dari tiga putra ini tergolong berhasil di dalam menata karier dan rumah tangganya. Dua anaknya kini menjadi anggota DPRD Kabupaten Purworejo dan satunya berwirausaha. Sebut saja, Ajeng Dewi Purnamasari SH, MH yang seorang pengacara muda sebelum menjadi anggota dewan dan Ardy Satya Sadarma, pembalap nasional yang telah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia dan Purworejo dengan naik di podium utama dalam Kejurnas nasional ataupun mancanegara.
Terlahir di generasi 70, Agus GB yang seusia dengan Angko Setyarso Widodo, “ Menot” Tri Joko Pranoto dan banyak lainnya tentu saja sangat mengenal karakter dan tradisi yang ada di tahun itu seperti balap motor, berkelahi dll.
Berprofesi sebagai birokrasi selama 28 tahun dan berganti posisi menjadi beberapa kepala dinas, dan kini menjadi kontraktor, membawa Agus GB sedikit terdorong nurani nya dan tergerak untuk ikut serta membenahi kabupaten yang ia cintai dan diami ini dengan masuk ke sistem.
“ Ya, saya tergerak ikut dalam konstelasi Pilkada Purworejo 2020 ini. Baik menjadi Bupati atau wakil, yang sangat penting ialah manajemen kelola dan peningkatan SDM di Kabupaten Purworejo dan rantau yang sangat potensial.”singkat beliau memberikan keterangan kepada para awak media.
Agus GB melihat, Purworejo yang sedari kecil memberikannya dongeng betapa banyak pahlawan hadir, tradisi-tradisi yang melimpah ruah dan budaya yang beragam serta pekerja keras masyarakatnya serta halus budi ini tidak begitu menonjol pembangunan karakter dan kolektivitas dalam mencapai cita-cita bersama.
Agus GB tetap ingin dalam gaya otentiknya. Diam, tenang dan tidak banyak janji atau apapun itu yang membuat rakyat, sahabat atau kolega bisnis dan siapaun yang mengenalnya merasa terbuai dengan apapun yang memberikan hal-hal indah dan menjanjikan kesenangan.
Sekarang adalah saatnya berdarmabakti dan membalas semua kebaikan tanah, bhumi Purworejo ini dengan dia mencoba masuk ke dalam sistem dan peruntungan di konstelsi 2020 mendatang. Kerja tim yang solid, efektifitas dan komunikasi yang ringkas dan cara “ momong” yang ampuh kepada semua orang adalah modal utama Agus GB untuk masuk ke sini.
“Kabupaten Purworejo ada beberapa festival dan tradisi yang sangat potensial ke depannya seperti, saat saya kemarin hadir yaitu Sawunggalih atau Safest yang di inisiasi oleh saudara-saudara Purworejo di rantau serta seperti saat ini tradisi khotmil Qur, an dan arak-arakan berkudanya.”
“Silakan anda tafsirkan dan terjemahkan sendiri. Bagaimana potensi besar ini cara mengelola dan membuat nya menjadi destinasi atau satu tontonan yang menarik ke depan.” tanya beliau.
Ya, memahami Agus “ GB” Darmanto, S.Sos tak cukup hanya satu, dua hari saja. Mari berkunjung dan berbincang ke rumahnya yang asri. Maka tak terasa akan mengalir beragam topik yang mengalir renyah dari tema politik, bisnis, militer bahkan supranatural dari sosok yang namanya banyak di kenal masyarakat Purworejo. Tentu dengan beragam komentar, kontroversi dan sudut pandang yang beragam. ( ie)
Add Comment